KEMANA SEMANGAT MENULISKU?
SEMANGAT MENULIS |
Dan aku... masih sampai pada tahap sekedar menyalurkan hobi
atau tidak salah juga kalau disebut ajang curhat diblog. Karena sebagian
tulisan-tulisan yang saya buat sendiri hasil dari meditasi yang kualami
sendiri, pun jika ada artikel-artikel terkait yang saya sadur dari sumber lain,
itu saya posting setelah saya mencarinya ketika saya butuh.
Ya menulis menjadi teman keduaku setelah membaca. Dulu,
tepatnya beberapa bulan yang lalu saya sampai pada titik mendapat kenikmatan
dari menulis dan membaca. Tapi akhir-akhir ini jiwaku berkabung karena merasa
dicabut kenikmatannya dari kedua aktifitas itu. Aku berharap ini tidak
berlangsung lama dan segera kembali pada kodratnya.
Cerita sampai aku memutuskan membeli domain pada blog ini
adalah pengen rajin nulis, alhasil nggak juga, semua berjalan biasa aja. Ditambah
dengan sikon yang ada pada diri hari ini, masa transisi itu memang menyulitkan
bagi kebanyakan orang khususnya untuk diriku sendiri.
Perlu waktu untuk menyesuaikan diri, hal-hal baik yang rutin
dilakukan ditempat yang dulu kini belum seratus persen dilakukan ditempat yang
baru. Sebenernya bukan baru, hanya saja karena dalam waktu lama ditinggalkan
ketika kembali terasa asing.
Mungkin aku adalah salah satu diantara mereka. Mereka yang
berteriak dengan lantang “aku suka nulis” tapi dalam satu minggu satu judul
tulisanpun tidak diterbitkan. Mereka yang bilang “saya itu kalo habis nulis
ngerasain plong, lega walaupun nggak dapet solusi secara langsung tapi merasa
lebih tenang aja dari yang sebelumnya” tapi nyatanya ?.. . Mereka yang suka
mengeluarkan kalimat-kalimat persuasif “ayo kita menulis, karena dengan
tulisan-tulisan kita kita bisa bermanfaat untuk orang lain, bisa dapet amal
jariah. Dengan tulisan kita juga bakal dikenang dengan dunia. Pokoknya ayo kita
nulis” tapi pada kenyataannya semangat mengajak itu tak sebanding dengan
semangat pengamalan pada diri sendiri. Dan lain-lain...
Sifat manusia yang tidak pernah puas membuat kadar syukur
kepada Tuhannya berkurang. Sehingga pada akhirnya tidak memanfaatkan anugrah
yang ada, tidak memaksimalkan media yang ada malah sibuk mencari sesuatu yang
melebihi darinya.
Ya aku paham, bahwa semangat, iman, dan segala macam tentang
keistiqomahan pasti bersifat fluktuatif alias naik turun. Tapi iyakah ketika
kita sudah mengetahuinya bahwa semangat bisa datang dan pergi sesuka hatinya
kita tak puya upaya untuk menjaganya ?
Menulis itu banyak lo manfaatnya. Cari aja diartikel-artikel
sebelah yang tersebar didunia maya. Yang sedikit itu komitmen untuk menjaga
semangatnya.
Atau mungkin kamu tak semangat karena kamu tak mendapat
sesuatu darinya? Tanya seorang kawan padaku. Lantas kujawab “mungkin seperti
itu, lebih tepatnya seperti yang kuceritakan diatas”.
Siapa si orang didunia ini yang tak butuh uang ?. orang kaya
sekalipun akan mau jika ditawari uang. Bisa jadi kekayaan yang saat ini dia
miliki itu didapat dari hasil ketelitiannya dalam mengelola uang.
Aku bisa mendapatkan uang dari cara yang lain selain dari
blog. Kataku tegas.
Tapi kalo dengan menyalurkan hobimu kamu bisa dapet uang
halal apa kamu menolaknya? “tidak juga si, malah alhamdulillah” (garuk kepala)
Kita lihat saja apa yang terjadi pada diri ini dengan
menulis.
Demikian seklumit jeritan batin yang menderu berteriak
berdebat tiada ujungnya. Aku hanya ingin orang-orang seperti diriku yang sudah tahu
faedah dari menulis bisa menjaga semangat dan daya juangnya dalam menulis. Apapun
kondisinya.
Kalaupun tulisan-tulisan itu viewernya sedikit dan tidak
direspon apa-apa oleh publik yang minimal tulisan itu bermanfaatlah buat diri
kita sendiri. Asalkan konten – konten yang kita buat tak menyalahi aturan agam
dan negara.
Menulis memang bukan hal yang menyenangkan, butuh waktu
berjam-jam untuk menghasilan satu artikel apalagi kalau ada riset segala. Tapi memang
tulisan yang mantep dibaca itu yang dihasilkan dari proses yang panjang. Tapi sadarilah
sekarang, bahwa selama hidupmu ini kamu sudah melalui proses yang panjang dan
bisa kamu tuliskan menjadi tulisan yang enak dibaca sendiri juga orang lain.
Kembalikan semangat menulismu. Karena menulis ? (jawab
dengan hati nuranimu). Aku belum tau siapa nama setan yang kerjaannya menggoda
manusia untuk malas menulis. Tapi pasti ada, hanya saja aku belum berkenalan
dengannya. Kalau sudah kenal pasti kusebut dalam doa agar tak mendekat pada
diriku. Agar tak membisikan berbagai macam alasan saat aku berniat untuk menulis.
Menulis itu bakat lahiriah yang bersanding dengan membaca. Jadi
hil yang mustahal kalau kamu tidak menulis. Mari berkisah agar kisah kita
dipelajari oleh saudara-saudara kita yang berada diberbagai belahan dunia. Jangan
biarkan saudara kita mendapati kesalahan yang sama. Atau merasakan kesusahan
seperti kesusahan yang kita derita padahal ada penangkalnya.
Mari berproses... (for me)
Post a Comment for "KEMANA SEMANGAT MENULISKU?"