Patah Hati dalam Perspektif Ilmu Jiwa - Dr. Fahrudin Faiz
Patah hati, menjadi
edisi pembahasan ngaji filsafat series bulan Februari di Masjid Jendral
Sudirman. Baik yang sudah pernah merasakan maupun belum merasakan rasanya
penting mengetahuinya sebagai bahan pengobatan atau pengantisipasi.
Tulisan ini akan
membahas tentang pemaparan Narasumber Dr. Fahrudin Faiz yang tentu hanya
sebagian saja (bukan satu kesatuan yang utuh). Adapun nantinya ada kekeliruan,
pastilah itu bersumber pada diri saya sendiri.
Tujuan lain tulisan
ini terbit tidak lain adalah sebagai dokumentasi pribadi agar suatu saat mudah
saya temukan. Rasanya juga saya egois jika mendapat suatu wawasan tanpa
membagikannya kepada sekitar. Semoga tulisan yang masih sangat jauh dari kata
sempurna ini mendapat ruang di hati pembaca.
Pemaparan Edisi Patah
Hati ngaji Filsafat Ke – 1 oleh Dr. Fahrudin Faiz adalah sebagai berikut.
Melalui level
kesadaran manusia yang di kenalkan oleh David R. Hawkins, M.D., Ph.D., dalam
Power vs Force: The Hidden Determinants of
Human Behavior dapat membantu kita menentukan ada di titik mana kita
saat ini. Level kesadaran tersebut
secara rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk dapat mengukur diri sendiri maka sangat diperlukan kejujuran. Dari level tersebut, bukan level yang tinggi yang terbaik untuk kita, yang terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi kita saat ini.
Setelah mengetahui ada
di titik mana, hendaknya kita berupaya untuk terus meningkatkan kesadaran dalam
diri agar menjadi kesadaran itu menjadi kekuatan dalam hidup.
Patah hati merupakan
kondisi emosi yang mengalami kekecewaan dan kesedihan mendalam karena harapan
tidak sesuai dengan kenyataan. Patah hati juga dihadirkan mula-mula oleh rasa
cinta. Mari kita bahas terlebih dahulu.
JATUH CINTA
(NEUROSAINS)
Mabuk Cinta :
Oksitosin + Dopamin + Serotonin
Oksitosin dikenal
sebagai hormon cinta karena berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang,
emosi yang baik, dan keterikatan antar manusia.
Dopamin sering juga
disebut sebagai hormon kenikmatan karena dopamin dapat dikatakan sebagai zat pemicu
rasa nikmat. Otak melepas dopamin misalnya saat kita memakan makanan favorit,
mendengar lagu favorit, dan lainnya. Molekul neurokimiawi ini ampuh mem-boost
mood, menambah semangat dan meningkatkan kreativitas.
Serotonin dikenal
sebagai hormon bahagia, karena memiliki peran berperan sebagai penyejuk agar
suasana hati menjadi lebih baik dan dapat mengurangi depresi.
PATAH HATI
(NEUROSAINS)
Saat kita putus, otak
kita kehilangan pasokan rutin neurotransmiter. Hal ini membuat kita merasa
cemas, tertekan dan terisolasi.
Dalam keadaan ini,
otak berupaya mengganti kehilangan ini dengan segala cara yang diperlukan.
Tidak jarang orang yang baru saja putus cinta ini cenderung melakukan apapun
yang dapat memberikan kesenangan (meskipun sesaat), untuk mengganti pusat
kesenangan otak yang hilang.
RUTE PATAH HATI
Shock > Denial >
Anger > Bargaining > Depression > Agree
Not me > Why me?
> Please not me > Why Its still me > I will, but … > It’s Okay
Dengan mengetahui rute
patah hati ini, harapannya kita mampu mengidentifikasi patah hati yang kita
rasakan sudah sampai dimana, lalu mempercepatnya sampai di urutan terakhir
yaitu sebuah penerimaan. Hal ini penting dilakukan agar kita tidak larut dalam
patah hati dan segera bangkit lalu melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
Lalu, saat kita
merasakan patah hati respon apa yang sebaiknya kita berikan. Dr. Fahrudin Faiz
membagi respon tersebut menjadi dua sebagai berikut.
Respon awal:
- “Kamu hanya harus jatuh”
- “Hadapi jangan menghindar”
- “Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah dirimu sendiri”
- “Benar atau salah kini tiada berarti. Biarkanlah”
Respon Lanjutan:
- Beri dirimu waktu
- Lewati penyangkalan
- Berhenti bertanya mengapa terjadi
- Maafkanlah
- Biarlah teringat, namun jangan diingat-ingat
- Tetaplah merasa berharga
- Hidupkan ‘sistem pendukung’ mu
- Layani dirimu dengan baik
- Cobalah aktivitas atau hobi baru
- Bangunlah kenangan baru
- Bersosialisasilah
- Cobalah teknik doping (seperti latihan pernafasan atau meditasi)
- Pertimbangkan membuka hati kembali
- Carilah konselor jika merasa diperlukan
Empat hal yang tidak
boleh hilang: 1. Badan sehat, 2. Akal sehat, 3. Makna hidup, 4. Akhlak adab
Hatimu bukan patah.
Hati tak akan bisa patah. Yang kamu rasakan adalah sakitnya bertumbuh. Hatimu
bertumbuh dalam kebijaksanaan, kelembutan, dan kekuatan. Sehingga suatu hari
nanti, kamu bisa mencintai dengan lebih hebat. – Bryant Gill
Post a Comment for "Patah Hati dalam Perspektif Ilmu Jiwa - Dr. Fahrudin Faiz"